Artikel Terbaru Lainnya :
“Rekan-rekan yang anti perayaan Natal dan mengharamkan selamat Natal, silahkan pindah ke Brunei ya …,” tulis Ade, Kamis (24/12).
Status Ade Armando
Spontan, status Ade mendapat banyak komentar dari netizen. Salah satunya akun Romadi Yanto yang sebut logika Ade keblinger.
“Logika Keblinger Ade Armando. Merasa bersikap Toleran dengan orang yang berakidah beda tetapi pernyataan2nya justru menunjukan ia bersikap intoleransi dengan sikapnya yg sering nyinyir dengan pendapat dan sikap sesama muslim yg punya pendapat beda dengannya.”
“Status Ade diatas juga menunjukan buta pengetahuan bahwa di kalangan internal Kristen mereka bersikap Anti Natal yg di rayakan pada 25 Desember 2015, karena dianggap bertentangan dengan fakta sejarah,” tulisnya.
Selian itu, netizen dengan akun Arif Sulistiyanto juga berikan komentar atas status Ade, “Bagaimana klo yg pengen sekali diucapin natal pindah juga ke vatikan, please ya hormati keyakinan masing2 jgn memaksakan kehendak. Jgn egois,” tulisnya kesal.
[wt]

BRUNEI Darussalam secara resmi melarang perayaan Natal umat Kristen di Negara itu dalam wilayah public. Pemerintah Brunei memperbolehkan umat Kristen merayakan Natal, namun hanya terbatas di komunita sendiri, dan mereka harus terlebih dahulu memberitahukan otoritas.
“Langkah-langkah penegakan ini dimaksudkan untuk mengontrol tindakan merayakan Natal secara berlebihan dan terbuka, yang bisa merusak aqidah (keyakinan) dari komunitas Muslim,” demikian dilansir oleh Kementrian Agama Brunei seperti dikutip dari Telegraph.
Menurut kementrian agama Brunei, peringatan Natal dengan memasang dekorasi yang meriah atau menyanyikan lagu-lagu bisa mengancam iman kaum Muslimin di negara itu.
65 persen dari jumlah populasi 420.000 jiwa di negara kaya minyak tersebut memang Muslim.
Kementerian Agama Brunei lebih lanjut menyatakan bahwa: Dalam rangka memperingatkan umat Islam awal bulan ini, sekelompok ulama memperingatkan bahwa perayaan apapun “yang tidak berhubungan dengan Islam” dapat menyebabkan “‘tasyabbuh’ dan tanpa sadar merusak (iman) kaum Muslim.”
“Selama perayaan Natal, umat Islam mengikuti tindakan yang agama – seperti menggunakan simbol-simbol agama mereka seperti salib, lilin, membuat pohon Natal dan menyanyikan lagu-lagu religius, mengirimkan salam Natal, menggunakan yang tanda-tanda memuji agama, memasang dekorasi atau menciptakan suara dan melakukan apa-apa yang mungkin dianggap menghormati agama mereka, namun bertentangan dalam keyakinan agama Islam,” kata seorang imam kepada Borneo Bulletin.
“Sebagian orang mungkin berpikir bahwa larangan ini adalah bodoh dan tidak boleh dibawa sebagai sebuah masalah. Tapi sebagai Muslim dan sebagai Zikir Nation, kami harus tetap konsisten pergi karena hal itu bisa memengaruhi iman Islam kami.”
Beberapa warga Brunei sebenarnya menolak larangan tersebut, dengan memposting gambar Natal di media sosial mereka menggunakan hashtag #MyTreedom.
Brunei, eks wilayah protektorat Inggris, dijalankan dengan kekuasaa monarki absolut dengan Sultan Hassanal Bolkiah, 67, sebagai pemimpinnya.
Terima Kasih Sudah Membaca ✔️ Fatwa Ade Armando: Yang Haramkan Selamat Natal, Silahkan Pindah ke Brunei
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sesuai dengan topik 👌,
Terima kasih atas perhatiannya sobat 🙂